Pemanfaatan Tanaman Neem/Mimba Untuk Rehabilitasi Lahan Kering Sekaligus Meningkatkan Ekonomi Masyarakat Pedesaan

  • Whatsapp
foto pohon neem dilahan kering

indoneem.com – Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki hutan terluas di dunia dengan keaneka ragaman isinya. Luas dan aneka ragamnya isi hutan Indonesia tersebut tentu saja memberikan keuntungan dan manfaat yang sangat besar bagi kepentingan pertahanan nasional, ekonomi dan aspek lainnya. Dari sisi pertahanan, hutan merupakan salah satu komponen penting dalam mempertahankan negara dari ancaman negara lain yang ingin menginvasi atau menjajah Indonesia. Dari sisi ekonomi, hutan merupakan tumpuan masyarakat (sekitar hutan) dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Bahkan hasil hutan baik kayu maupun hasil olahan lainnya mampu memberikan devisa bagi negara.

Dari data statistik kehutanan Indonesia, memberikan laporan hasil devisa yang diperoleh dari hasil hutan kayu olahan dari tahun 1992  sampai dengan tahun 2001 dan hasil hutan non kayu dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2001 :

Bacaan Lainnya

Data-data yang tertera pada table di atas memberikan gambaran kepada kita bahwa begitu besar hasil hutan yang dapat kita peroleh dan seharusnya mampu memberikan andil bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia. Dan tentu saja mampu memperluas hutan kita dan bukan sebaliknya mengurangi jumlah hutan yang ada.

Tapi apa yang sesungguhnya terjadi dari eksploitasi yang dilakukan terhadap hutan untuk mengejar devisa tadi?  Eksploitasi hutan yang tidak bijaksana, tidak mengutamakan kelestarian hutan dan ditambah ulah sejumlah oknum pejabat, pengusaha dan masyarakat yang nakal telah mengakibatkan krisis hutan yang sangat parah. Indonesia yang menjadi salah satu paru-paru dunia ternyata paling berperan dalam kerusakan hutan.

Laporan Dirjen RLPS pada Rakernas Dephutbun tahun 2000 menyebutkan bahwa sampai dengan tahun tersebut kerusakan hutan diseluruh Indonesia mencapai sekitar 36.000.000 hektar dengan laju deforestasi 1.5 juta ha/th. Laporan tersebut juga menyajikan data reboisasi sampai dengan Pelita VI “HANYA” 2.167.373 hektar. Dan rencana kegiatan untuk tahun 2000 hanya 9.645 hektar! Dan ini diembel-embeli dengan kualitas hasil reboisasi yang dicapai belum maksimal akibat masih adanya masalah yang belum sepenuhnya tertangani. Bandingkan laju deforestasi pertahun dengan rencana kegiatan reboisasi tahun 2000! Data terakhir menyebutkan bahwa laju deforestasi mencapai 2.4 – 2.8 juta ha/th.

Selama tahun 2002 dan 2003 puluhan dan mungkin ratusan bencana tanah longsor, banjir dan kekeringan melanda hampir seluruh tanah air. Dari mulai Banjir di Medan, Riau, Jambi, Lampung, Jawa, Bali, NTB, bahkan di Kalimantan telah terjadi bencana banjir yang kini menjadi musibah tahunan, silih berganti kita baca di media cetak atau kita dengar/lihat dari media elektronik. Bencana-bencana tersebut masih menyisakan kepedihan bagi keluarga yang terkena musibah. Kehilangan harta benda, mata pencaharian dan bahkan anggota keluarga harus mereka tanggung akibat bencana yang timbul akibat manajemen hutan yang amburadul.

Jika kita berani dan bisa mengkalkulasi manfaat dari penjualan hasil hutan dengan kerugian yang ditimbulkan oleh eksploitasi yang tidak bijaksana ini, barangkali kita tidak memperoleh apa-apa dari pemanfaatan hutan. Bahkan mungkin kerugianlah yang justru kita terima.

Lalu masihkah kita terlena dengan kucuran dollar/devisa yang diterima dari hasil hutan (kayu) tanpa mengelolanya secara bijaksana?

            Ada beberapa hal yang harus kita lakukan untuk menjaga kelestarian hutan dan memanfaatkannya secara ekonomis, yaitu:

  1. Pemerintah harus tegas membuat dan menjalankan undang-undang dibidang kehutanan untuk melindungi kelestarian hutan, termasuk mempidanakan dan memenjarakan oknum pejabat, oknum aparat, atau oknum masyarakat yang terlibat dalam perambahan hutan, pembukaan lahan dan penebangan illegal.
  2. Pengusaha hasil hutan terutama yang memegang HPH harus benar-benar memperhatikan system tebang pilih, system tebang satu-tanam satu dan hal lain yang menyangkut kelestarian hutan.
  3. Peneliti dan Ilmuan agar lebih banyak melakukan penelitian dan pengembangan dibidang pengolahan hasil hutan bukan kayu.
  4. Masyarakat dan pengusaha lain (pengusaha yang mengolah hasil hutan) harus ikut menjaga kelestarian hutan sekaligus berusaha mencari alternatif meningkatkan kualitas aneka ragam hasil hutan olahan.

Peran masyakarat sangat penting dalam kelestarian hutan. Bagaimanapun, kerusakan hutan yang terjadi adalah lemahnya tekanan masyarakat untuk mempertahankan hutannya. Selain karena tuntutan kebutuhan hidup, lebih kuatnya tekanan kekuasaan mengakibatkan berkurangnya hutan secara drastis.

Salah satu upaya yang harus dilakukan selain menjaga hutan secara bersama-sama, adalah dengan berusaha meningkatkan pemanfaatan hasil hutan secara berkualitas oleh masyarakat, baik dengan pengolahan kayu lebih lanjut, maupun mencari alternatif  mengolah hasil hutan bukan kayu.  

Dinas kehutanan mencatat beberapa hasil hutan bukan kayu yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan kualitas pengolahannya, antara lain: Damar, Biji Tengkawang, Rotan, Gaharu, Butiran Lak, Minyak Terpentin, Getah Tusam, Minyak Kayu Putih, Kopal, Gondorukem, Kokon (sutra), dan lebah. Keaneka ragaman tanaman dan isi hutan Indonesia memungkinkan kita untuk menggali potensi hutan yang tak pernah akan habisnya.  Kelemahan kita saat ini adalah kurangnya pengetahuan dan teknologi untuk menggali potensi tersebut. Untuk itu diperlukan motivasi dan keinginan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk mencari potensi yang dapat memperoleh tambahan penghasilan.

Dalam porsi ini, Intaran Indonesia telah melakukan satu terobosan baru dalam memberikan alternatif pemanfaatan hutan tanpa menebang pohonnya atau merusak hutan yang ada, dengan memanfaatkan salah satu jenis tanaman yang disebut dengan tanaman Neem. Di Jawa tanaman ini di sebut dengan Mimba atau dikenal dengan Intaran di Bali.

Tanaman ini konon berasal dari Asia Selatan (India, Srilangka, Birma) yang menyebar ke Asia (Thailand, Philipina, Malaysia, Indonesia), Australia, Afrika (Arab Saudi, Kenya, Ghana, Maroko dll.), Amerika (USA, Mexico, Brazil, dll.). Neem merupakan tanaman yang tidak rewel dan mudah tumbuh di kondisi tropis sampai sub tropis.

Pos terkait